Kuala Simpang, 28 Maret 2025 – Iciprasa.com
Siapa yang tak kenal putu bambu? Jajanan tradisional ini memiliki aroma harum, rasa manis, dan tekstur lembut yang membuat banyak orang ketagihan. Dibuat dari tepung beras, gula merah, dan kelapa parut, putu bambu tetap menjadi camilan favorit meski banyak jajanan modern bermunculan.
Putu bambu adalah kue tradisional Indonesia yang merupakan hasil akulturasi budaya Tiongkok dan Jawa Timur. Kue ini awalnya dikenal dengan nama Xian Roe Xiao Long pada masa Dinasti Ming di Tiongkok. Nama tersebut kemudian berubah menjadi Puthu pada tahun 1814 di masa Kerajaan Mataram. Kata Puthu diambil dari naskah sastra lama Serat Centhini.
Meskipun zaman semakin maju, putu bambu tetap memiliki banyak peminat di seluruh Indonesia. Salah satu kedai yang masih mempertahankan tradisi pembuatan putu bambu adalah Putu Bambu Kak Maisarah, yang berlokasi di Jln. Perdamaian, Kuala Simpang.
Di kedai ini, putu bambu dijual dengan harga Rp1.000 per biji (eceran). Pelanggan juga bisa membeli dalam porsi, seperti Rp10.000 untuk 10 biji atau Rp15.000 untuk jumlah yang lebih banyak. Bahkan, ada juga pelanggan yang membeli dengan harga Rp5.000 untuk beberapa biji.
Omzet kedai Putu Bambu Kak Maisarah sangat bervariasi, tergantung jumlah pelanggan yang datang. Jika sedang ramai, omzet harian bisa mencapai Rp1,8 juta, sedangkan pada hari biasa bisa sekitar Rp1,2 juta per hari.
Kedai Putu Bambu Kak Maisarah buka setiap hari dari pukul 10.00 pagi hingga 22.00 malam. Dengan jam operasional yang panjang, pelanggan memiliki banyak kesempatan untuk menikmati lezatnya putu bambu khas kedai ini.
Meski dunia kuliner terus berkembang, putu bambu tetap memiliki tempat di hati pecintanya. Kedai seperti Putu Bambu Kak Maisarah menjadi bukti bahwa jajanan tradisional masih bertahan dan dicintai oleh banyak orang.
BY:M.irwansyah