ICIPRASA.COM | JAMEUN KUPIE, Cot Bada Baroh, Kec. Peusangan, Kabupaten Bireuen, Aceh Matangglumpangdua, Aceh, Indonesia. | Minggu, 13/04/2025
Tradisi minum kopi di Aceh memang sudah terkenal hingga ke berbagai penjuru Nusantara, salah satunya adalah kopi khop, minuman khas dari Kabupaten Bireuen yang masih terus dilestarikan hingga kini. Salah satu varian yang paling digemari masyarakat adalah kopi khop susu panas jameun kupi.
Berbeda dengan penyajian kopi pada umumnya, kopi khop disajikan dengan cara unik: gelas kopi dibalik di atas piring kecil. Penikmat kopi menyeruput cairan kopi yang mengalir keluar sedikit demi sedikit dari celah antara gelas dan piring. Tradisi ini sudah berlangsung sejak zaman dahulu dan menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat Aceh, khususnya di Bireuen.
Masyarakat lokal Bireuen dan sekitarnya yang sudah terbiasa dengan tradisi ngopi sejak lama. Mereka biasanya datang ke warung kopi pagi atau sore hari untuk bersantai, berdiskusi, atau sekadar melepas penat.
Selain itu, anak muda juga mulai banyak yang tertarik menikmati kopi khop, baik karena rasa uniknya maupun karena cara penyajiannya yang estetik dan berbeda cocok untuk konten media sosial.
Wisatawan dan pecinta kopi dari luar daerah juga sering penasaran dan ingin mencoba sensasi minum kopi dari celah piring seperti ini. Buat mereka, kopi khop bukan cuma soal rasa, tapi juga pengalaman budaya.
Pagi hari, kopi khop jadi teman membuka hari sering dinikmati sambil sarapan ringan atau membaca koran di warung kopi. Sementara sore hari, menjadi waktu favorit untuk berkumpul, ngobrol santai, atau diskusi ringan di antara teman-teman atau rekan kerja.
Di Bireuen, warung kopi tak hanya sekadar tempat ngopi, tapi juga ruang sosial tempat segala hal dibahas dari politik, olahraga, hingga kabar kampung. Jadi, menikmati kopi khop bukan hanya soal waktu, tapi juga soal momen dan suasana.
Kopi khop susu panas ini bisa di temukan di JAMEUN KUPIE, Cot Bada Baroh, Kec. Peusangan, Kabupaten Bireuen, Aceh Matangglumpangdua, Aceh, Indonesia.
Kopi khop jameun kupi banyak diminati orang karena beberapa alasan yang saling mendukung. Pertama, rasanya yang khas dan kuat menjadi daya tarik utama. Kopi yang disangrai secara tradisional dengan menggunakan biji robusta lokal dari Aceh menghasilkan cita rasa yang pekat dan aroma yang tajam, yang berbeda dengan kopi modern yang lebih ringan. Ditambah dengan susu kental manis, rasa kopi jadi lebih lembut dan kaya.
Selain itu, cara penyajiannya yang unik juga menjadi faktor menarik. Kopi disajikan dalam gelas yang dibalik di atas piring kecil, menciptakan pengalaman yang berbeda saat menyeduhnya. Sensasi menyeruput kopi dari celah antara gelas dan piring ini menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang, terutama mereka yang suka mencoba hal
baru atau yang ingin merasakan tradisi yang sudah ada sejak lama.
Proses pembuatan kopi khop jameun kupi dimulai dengan pemilihan biji kopi robusta lokal dari Aceh yang disangrai secara tradisional, biasanya dengan menggunakan kayu bakar. Proses sangrai ini membuat kopi memiliki rasa yang lebih kuat dan aroma yang khas. Setelah itu, biji kopi digiling hingga mencapai kekasaran yang pas, tidak terlalu halus, agar menghasilkan ekstraksi yang maksimal saat diseduh.
Kemudian, bubuk kopi dimasukkan ke dalam saringan kain atau saringan logam, dan diseduh dengan air panas yang baru mendidih. Air panas ini menyeduh kopi dengan cara yang sangat tradisional, tanpa menggunakan mesin penyeduh modern. Hasilnya adalah kopi hitam yang sangat kental dan aromatik, penuh dengan cita rasa yang kuat.
Untuk varian kopi susu, susu kental manis dituangkan ke dalam gelas atau piring kecil, lalu disiram dengan air panas agar larut dan menjadi lebih lembut. Susu ini akan menambah rasa manis dan kreamy pada kopi, tapi tetap menjaga karakter kopi yang kuat.
Yang paling unik adalah cara penyajiannya. Gelas kopi dibalik di atas piring kecil, dan kopi diseruput perlahan dari celah antara gelas dan piring. Penyajian ini bukan hanya soal minum, tapi juga menjadi bagian dari tradisi sosial yang hangat, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan.
by : Zalia Az-Zahra
