Iciprasa.com | Krueh Geukueh, 12 April 2025
Siapa yang nggak kenal telur gulung? Jajanan sederhana ini dulunya jadi primadona di depan gerbang sekolah dasar. Dengan aroma harum dan suara minyak mendidih, camilan ini sukses bikin anak-anak rela antre demi sebatang telur yang digulung pakai tusuk sate. Meski zaman terus berubah dan tren kuliner datang silih berganti, telur gulung tetap punya tempat di hati banyak orang.
Jajanan ini udah eksis sejak era 90-an dan jadi bagian penting dari jajanan kaki lima di sekitar sekolah dasar. Telur gulung dikenal sebagai camilan murah yang simpel: telur dikocok dengan bumbu seadanya, lalu digoreng di minyak panas dan digulung pakai tusuk sate.
Awalnya, pedagang menjualnya hanya dengan garam atau penyedap rasa. Tapi seiring waktu, muncul variasi dengan saus pedas, keju, bahkan sosis. Meski bentuk dan rasa bisa berkembang, konsep utamanya tetap sama—sederhana, gurih, dan penuh kenangan masa kecil.
Telur gulung bukan cuma soal rasa, tapi juga pengalaman. Bau khas minyak panas, suara “kresek” saat telur digoreng, sampai cara penjual menggulung telur dengan cepat, semuanya punya nilai nostalgia yang bikin orang dewasa pun rela antre lagi.
Salah satu kedai yang masih menjual camilan ini ada di Jln. Ramai, Krueh Geukueh. Kedai ini sering dijuluki sebagai telur gulung legend Bang Aam, yang dikelola langsung oleh Bang Ambrin. Julukan “legend” berasal dari lamanya Bang Aam berjualan—sudah 20 tahun ia konsisten berjualan telur gulung.
Tidak hanya telur gulung, Bang Aam juga menambahkan menu lain seperti nugget dan sosis gulung. Kedai ini menjual dagangannya dengan bervariasi sesuai selera pelanggan, karena telur gulung dan menu lainnya dibanderol dengan harga Rp1.000 per tusuk.
Jika ramai pembeli, biasanya Bang Aam meraup omzet Rp700 ribu per hari. Sedangkan di hari biasa, omzetnya bisa mencapai Rp400 ribu sampai Rp500 ribu per hari.
Kedai Bang Aam buka dari jam 9 pagi hingga jam 8 malam
By:M.irwansyah