Lhokseumawe – 5 April 2025 Di tengah hiruk-pikuk aktivitas warga di Jalan Batuphat Timur, terdapat sebuah warung sederhana yang sejak tahun 2018 konsisten menyajikan cita rasa khas daerah, yakni Mie Aceh. Usaha yang kini dikelola oleh Tusyin, seorang pemuda berusia 25 tahun, menjadi bukti ketekunan dalam melanjutkan warisan keluarga.
Tusyin memutuskan meneruskan usaha yang dirintis orang tuanya sejak lama. “Saya mulai jualan tahun 2018, niatnya untuk melanjutkan usaha keluarga. Alhamdulillah sampai sekarang masih bertahan,” ujarnya saat ditemui di lokasi usahanya.
Meski bersaing dengan banyak kuliner lainnya, Mie Aceh milik Tusyin tetap menjadi pilihan banyak pelanggan, terutama karena cita rasa autentik dan pelayanan ramah. Dalam sehari, warung ini mampu meraih omzet sekitar Rp600.000. Capaian tersebut cukup stabil dan menjadi sumber penghasilan utama bagi Tusyin.
Dengan semangat muda dan dedikasi terhadap kuliner lokal, Tusyin berharap Mie Aceh miliknya dapat terus berkembang dan dikenal lebih luas. “Ke depan, saya ingin membuka cabang dan memperkenalkan Mie Aceh ke luar kota,” tambahnya optimis.
Usaha kecil seperti ini membuktikan bahwa kuliner lokal masih memiliki tempat di hati masyarakat, sekaligus membuka peluang ekonomi bagi generasi muda yang mau berani melanjutkan tradisi keluarga.
Created by Nabilla Aulia