ICIPRASA.COM | Lhokseumawe, 25 Februari 2025
Timphan, makanan tradisional khas Aceh yang terbuat dari ketan dan kelapa parut, semakin digemari oleh masyarakat. Dengan rasa manis dan tekstur kenyal, timphan sering kali menjadi pilihan utama dalam berbagai acara adat maupun camilan sehari-hari. Salah satu penjual timphan di Lhokseumawe adalah Rosi, seorang wanita berusia 35 tahun yang telah menjalankan usaha ini selama 4 tahun.
Sejak memulai usaha timphan pada usia 31 tahun, Rosi berhasil mengembangkan bisnisnya dengan menjual timphan di pasar-pasar tradisional seperti Pasar Inpres dan menerima pesanan untuk acara adat. Kini, ia juga menjual timphan secara online.
Timphan, Makanan Khas yang Memikat Selera
Menurut Rosi, timphan memiliki rasa manis, gurih, dan kenyal yang menjadi ciri khas kuliner Aceh. Dibuat dari tepung ketan yang diisi kelapa parut, gula merah, dan rempah-rempah khas Aceh, timphan dibungkus dengan daun pisang yang memberikan aroma khas dan menambah kenikmatan saat disantap. “Timphan memiliki cita rasa unik dan pembungkusannya dengan daun pisang memberikan aroma yang menggugah selera,” ujar Rosi.
Menjaga Kualitas dan Tradisi
Rosi menyatakan bahwa dirinya yang membuat timphan sendiri, mulai dari memilih bahan berkualitas tinggi seperti kelapa parut segar dan gula merah terbaik, hingga proses pembungkusan yang rapi. la sangat menjaga kualitas rasa dan penampilan timphan agar tetap memuaskan pelanggan. “Saya selalu memastikan kualitas timphan yang saya jual tetap terjaga agar pelanggan puas,” tambahnya.
Menghadapi Tantangan dalam Berjualan
Meski sudah berjualan selama 4 tahun, Rosi mengaku ada tantangan yang harus dihadapi dalam menjalankan usaha ini, seperti menjaga konsistensi rasa dan penampilan timphan serta bersaing dengan banyak penjual lain. Namun, dengan keyakinan pada kualitas dan nilai budaya yang terkandung dalam timphan, Rosi tetap optimis usahanya akan terus berkembang.
Dengan usaha yang terus berkembang, Rosi berharap timphan tetap dilestarikan sebagai makanan tradisional Aceh yang tidak hanya lezat, tetapi juga mencerminkan kebudayaan daerah tersebut. “Semoga timphan bisa terus dinikmati oleh banyak orang, baik di Aceh maupun di luar Aceh,” tutupnya.
Dibuat oleh : Fatia rizki